Masih Bingung Apa itu MSA,MORA, Grid MORA, MOCA & MEA???
Untuk kalian siswa-siswa penerbang baru yang masih seumuran telur burung puyuh pasti bingung akan banyaknya istilah-istilah penerbangan yang baru, disini saya akan menjelaskan beberapa istilah atau pengertia-pengertian yang sering kita dengar di dunia penerbangan
pertama-tama mari kita pelajari pengertian perbedaan macam-macam altitude di dunia penerbangan
1. MSA(Minimum Sector Altitude atau Minimum Safe Altitude)
Sebelum terbang yang pertama di perhatikan adalah MSA yang berada di approach chart adik-adik, fungsinya apa?
pertama-tama mari kita pelajari pengertian perbedaan macam-macam altitude di dunia penerbangan
1. MSA(Minimum Sector Altitude atau Minimum Safe Altitude)
contoh MSA surabaya VOR |
jadi seumpama adik2 take off dengan visibility baik dan saat pesawat adik2 lepas landas mendadak cuaca memburuk dan kudu menggunankan instrument sebagai referensi, Nah ini dia moment-moment yang perlukan untuk menggunakan MSA,
moment kedua nih adik2, adik2 sedang perjalanan cross-country, otomatis sebelum take off adik-adik sudah tau dong visibility, cuaca di bandara tujuan adik2, otomatis jika semnua baik-baik saja, adik2 akan melanjutkan penerbangannya bukan?, ketika perjalanan semuanya baik-baik saja dan suatu ketika saat approach bandara tujuan adik2 low visibility sehingga mengharuskan adik2 untuk terbang instrumen, nah disinilah peranan MSA diperlukan. untuk fungsinya sudah mengertikan?
Oke selanjutnya kita pelajari cara membacanya, pertama yang harus diingat bahwa MSA hanya berlaku 25nm dari titik pusatnya, dimanakan itu titik pusat MSA? biasanya di banyak MSA di seluruh dunia titk pusatnya ada di Nav Aid suatu bandara seperti di VOR atau NDBnya, ingat ya ini 'biasanya', ada juga yang di taruh di ARP(Aerodrome Reference Point) tapi sangat jarang adik2.
Seperti yang Adik2 ketahui sekalian, bahwa suatu Nav Aid(VOR/NDB) tidak selalu berada di bandaranya, malah bisa jauh dari bandaranya, sehinga adik2 harus tetap mengingat bahwa MSA itu berlaku 25nm dari VOR/NDB bukan dari bandara, mengerti adik2 :) ?
kenapa di sebut 'sector' ? yap karena berlaku di sector-sector yang berbeda, kita lihat ke MSA Surabaya VOR; cara membacanya ; jika adik2 datang dari heading 090⁰sampai heading 001⁰
berarti altitude minimum pesawat adik2 1250 feet', jika adik2 datang dari heading 270⁰ sampai 360⁰ berarti minimum altitude adik2 5000 feet, sudah paham? jika sudah paham pertanyaanya mudah jika adik2 datang dari heading 150⁰ maka altitude minimum nya berapa? :)
Untuk informasi tambahan saja, angka-angka di MSA di dapat dari 1000 feet di tambah obstacle tertinggi yang ada, seumpama kita bisa lihat di MSA Surabaya VOR, jika kita datang dari heading 150⁰ MSA nya 2000' berarti obstacle di sector itu paling tinggi hanya 1000', jika kita datang dari heading 330⁰ berati obstacle tertinggi di sector itu hanya 4000'.
Tambahan lainnya adik2, ketinggian sector di MSA tidak menjamin adik2 mendapatkan sinyal radio nav aid, jadi bisa saja adik2 belum mendapatkan sinyal VOR walaupun sudah berada pada radius 25nm.
2. MORA (Minimum Off Route Altitude)
Hal ke dua yang perlu adik2 ketahui jika adik2 ingin terbang navigasi yaitu MORA, apa itu MORA? Minimum Off Route Altitude, jadi pastinya sebelum terbang Navigasi adik2 mengisi kolom Altitude di navlog, dari mana adik2 mengetahui MORA nya?
pertama, buka peta adik2 buat garis dari bandara awal sampai bandara tujuan adik2 (seperti ploting pada umumnya) lalu ukur jarak kanan-kiri
rute yang akan adik2 gunakan, pastikan 10nm dari kanan dan 10nm dari kiri pesawat adik2 bebas dari obstacle (diameter 20nm). contoh pada gambar, sampai disini mengerti adik2?
Untuk menentukan MORA nya pastikan pesawat adik2 1000ft lbh tinggi dari obstacle yang ada. Sederhana seperti ini, lihat pada gambar, dan banyangkan di jarak 7nm sebelah kanan dari pesawat adik2 ada menara setinggi 1500ft, maka MORA adik2 1500ft+1000ft=2500ft sampai disini paham adik2?
Yang tadi aturan pertama jika Adik2 ttidak terbang di daerah pegunungan, tapi bagai mana jika adik2 terbang di daerah pegunungan? apakah 1000ft itu cukup?
tentu saja tidak. Aturan Kedua jika adik2 terbang di daerah pegunungan, maka di tambah 2000ft dari gunung terdekat. Kembali ke lihat ke gambar, bayangkan jika pada jarak 9nm sebelah kiri adik2 ada gunung Merbabu yang tingginya 10.000ft maka berapakah MORAnya?
yap mudah sekali 10.000ft+2000ft=12.000ft
Sampai disini mengerti semua adik2?
yap dari sini muncul beberapa pertanyaan;
"Capt, berapa altitude yang menentuka bahwa itu masuk dalam daerah pegunungan?"
Jawabannya sudah diatur di CASR 91.117 tentang Minimum Altitude for IFR operation
jadi daerah yang masuk dalam kategori pegunungan adalah daerah diatas 5000ft, tidak usah diambil pusing, jika hanya ada obstacle yang tingginya di bawah 5000ft ya tinggal di tambah 1000ft untuk MORAnya, dan jika ada obstacle diatas 5000ft ya tinggal di tambah 2000 untuk MORAnya. Mudah kan?
Grid Mora
Sebagai tambahan yang sering di tanyakan yaitu Grid Mora, apa itu Grid MORA? Grid MORA biasanya menunjukan Dataran Tertinggi dari daerah tersebut. Untuk menghitungnya aturanya sama dengan MORA, hanya saja Grid MORA lebih mudah karena di peta, angkanya terlihat jelas.
Lihat pada gambar, tanda panah menunjukan Angka 4⁸, apa maksudnya?
4⁸ menunjukan dataran tertinggi di daerah tersebut, 4 dalam ribuan dan ⁸ dalam ratusan
jadi di daerah situ dataran paling tinggi hanya 4800ft, masih belum termasuk daerah pegunungan. Aturanya tetap sama 4800+1000=5800, jadi altitude minimal adik2 ketika terbang disitu 5800ft.
tugas adik2 mudah coba buka peta adik2 dan temukan dimana ada grid MORA, dan tentukan Berapa MORAnya, selamat mencoba :D
3. MEA (Minimum Enroute Altitude)
Apa itu MEA? MEA ya altitude yang digunakan saat adik2 terbang navigasi, sederhana kan?, penjelasanya seperti ini, MEA menjamin adik2 mendapatkan dua sinyal radio nav aid, apa itu maksudnya? jadi seumpa adik2 terbang dari Solo ke Semarang, menggunakan VOR SLO dan VOR ANY.
Anggap VOR A sebagai SLO dan VOR B sebagai ANY, Sinyal dari VOR A dan VOR B berpotongan di garis Hijau (MEA), berarti sepanjang adik2 terbang di Garis Hijau maka adik2 bisa mendapatkan 2 sinyal sekaligus ANY dan SLO nah itu dia yang di maksud MEA. sampai sini mengerti adik2? :D
4. MOCA (Minimum Obstruction Altitude)
MOCA sangat berbeda dengan MEA, jika MEA menjamin adik2 terbang mendapatkan 2 sinyal sekaligus, tidak dengan MOCA. Perhatikan Garis Merah pada gambar diatas, sinyal dari VOR A tidak berpotongan dengan sinyal VOR B. Berarti jika adik2 terbang di Garis Merah (MOCA), 'tidak menjamin' adik2 mendapatkan sinya dari SLO atau ANY sekaligus.
Mungkin ketika adik2 baru lepas landas dan mencapai ketinggian MOCA(digaris merah), sinyal SLO masih dapat, tapi tidak ada jaminan adik2 mendapatkan sinyal ANY, dan ketika baru akan mendekati Semarang barulah dapat sinyal ANY.
kenapa demikian? karena MOCA lebih rendah dari MEA. Begitu penjelasanya :D
Dari pernyataan-pernyataan diatas muncul beberapa pertanyaan
"Capt kenapa harus ada MOCA jika kita bisa memilih terbang di MEA, bukankah lebih baik jika kita mendapatkan 2 sinyal sekaligus?"
jawabanya;
Ini hanya masalah sinyal, MOCA tetap menjamin adik2 aman dari obstacle. Adik2 boleh-boleh saja terbang lebih rendah dari MEA, tp jgn sekali-kali terbang lebih rendah dari MOCA. Memang kita memprioritaskan terbang di MEA, tapi praktik dilapangan tidak sesederhana di kelas, jika ada awan hitam, di ketinggian 6000ft, sedangkat MEA adik2 adalah 6000ft, apakah adik2 akan tetap menerobos awan tersebut? tentu tidak kan? lebih baik adik2 turun ke 5500ft atau 5000ft bukan? MOCA tetap menjamin adik2 aman dari obstacle kok.
5500ft dan 5000 ini lah yang disebut MOCA, yang pastinya semua dilakukan atas seizin ATC.
pertanyaan selanjutnya, yang biasa muncul adalah
"Capt seberapa rendah kita turun agar kita tahu kita masih dalam daerah MOCA?"
jawabanya;
1000ft dari atas groud jika di daerah non-pegunungan
2000ft dari atas ground jika di daerah pegunungan
jadi jika tadi adik turun dari 6000ft ke 5000ft, pastikan dataran tertinggi disitu hanya 3000ft, masih sangat aman bukan? :D
sumber: www.ilmuterbang.com
CASR 91
google picture
2. MORA (Minimum Off Route Altitude)
pertama, buka peta adik2 buat garis dari bandara awal sampai bandara tujuan adik2 (seperti ploting pada umumnya) lalu ukur jarak kanan-kiri
rute yang akan adik2 gunakan, pastikan 10nm dari kanan dan 10nm dari kiri pesawat adik2 bebas dari obstacle (diameter 20nm). contoh pada gambar, sampai disini mengerti adik2?
Untuk menentukan MORA nya pastikan pesawat adik2 1000ft lbh tinggi dari obstacle yang ada. Sederhana seperti ini, lihat pada gambar, dan banyangkan di jarak 7nm sebelah kanan dari pesawat adik2 ada menara setinggi 1500ft, maka MORA adik2 1500ft+1000ft=2500ft sampai disini paham adik2?
Yang tadi aturan pertama jika Adik2 ttidak terbang di daerah pegunungan, tapi bagai mana jika adik2 terbang di daerah pegunungan? apakah 1000ft itu cukup?
tentu saja tidak. Aturan Kedua jika adik2 terbang di daerah pegunungan, maka di tambah 2000ft dari gunung terdekat. Kembali ke lihat ke gambar, bayangkan jika pada jarak 9nm sebelah kiri adik2 ada gunung Merbabu yang tingginya 10.000ft maka berapakah MORAnya?
yap mudah sekali 10.000ft+2000ft=12.000ft
Sampai disini mengerti semua adik2?
yap dari sini muncul beberapa pertanyaan;
"Capt, berapa altitude yang menentuka bahwa itu masuk dalam daerah pegunungan?"
Jawabannya sudah diatur di CASR 91.117 tentang Minimum Altitude for IFR operation
jadi daerah yang masuk dalam kategori pegunungan adalah daerah diatas 5000ft, tidak usah diambil pusing, jika hanya ada obstacle yang tingginya di bawah 5000ft ya tinggal di tambah 1000ft untuk MORAnya, dan jika ada obstacle diatas 5000ft ya tinggal di tambah 2000 untuk MORAnya. Mudah kan?
Grid Mora
Sebagai tambahan yang sering di tanyakan yaitu Grid Mora, apa itu Grid MORA? Grid MORA biasanya menunjukan Dataran Tertinggi dari daerah tersebut. Untuk menghitungnya aturanya sama dengan MORA, hanya saja Grid MORA lebih mudah karena di peta, angkanya terlihat jelas.
Lihat pada gambar, tanda panah menunjukan Angka 4⁸, apa maksudnya?
4⁸ menunjukan dataran tertinggi di daerah tersebut, 4 dalam ribuan dan ⁸ dalam ratusan
jadi di daerah situ dataran paling tinggi hanya 4800ft, masih belum termasuk daerah pegunungan. Aturanya tetap sama 4800+1000=5800, jadi altitude minimal adik2 ketika terbang disitu 5800ft.
tugas adik2 mudah coba buka peta adik2 dan temukan dimana ada grid MORA, dan tentukan Berapa MORAnya, selamat mencoba :D
3. MEA (Minimum Enroute Altitude)
Apa itu MEA? MEA ya altitude yang digunakan saat adik2 terbang navigasi, sederhana kan?, penjelasanya seperti ini, MEA menjamin adik2 mendapatkan dua sinyal radio nav aid, apa itu maksudnya? jadi seumpa adik2 terbang dari Solo ke Semarang, menggunakan VOR SLO dan VOR ANY.
Anggap VOR A sebagai SLO dan VOR B sebagai ANY, Sinyal dari VOR A dan VOR B berpotongan di garis Hijau (MEA), berarti sepanjang adik2 terbang di Garis Hijau maka adik2 bisa mendapatkan 2 sinyal sekaligus ANY dan SLO nah itu dia yang di maksud MEA. sampai sini mengerti adik2? :D
4. MOCA (Minimum Obstruction Altitude)
MOCA sangat berbeda dengan MEA, jika MEA menjamin adik2 terbang mendapatkan 2 sinyal sekaligus, tidak dengan MOCA. Perhatikan Garis Merah pada gambar diatas, sinyal dari VOR A tidak berpotongan dengan sinyal VOR B. Berarti jika adik2 terbang di Garis Merah (MOCA), 'tidak menjamin' adik2 mendapatkan sinya dari SLO atau ANY sekaligus.
Mungkin ketika adik2 baru lepas landas dan mencapai ketinggian MOCA(digaris merah), sinyal SLO masih dapat, tapi tidak ada jaminan adik2 mendapatkan sinyal ANY, dan ketika baru akan mendekati Semarang barulah dapat sinyal ANY.
kenapa demikian? karena MOCA lebih rendah dari MEA. Begitu penjelasanya :D
Dari pernyataan-pernyataan diatas muncul beberapa pertanyaan
"Capt kenapa harus ada MOCA jika kita bisa memilih terbang di MEA, bukankah lebih baik jika kita mendapatkan 2 sinyal sekaligus?"
jawabanya;
Ini hanya masalah sinyal, MOCA tetap menjamin adik2 aman dari obstacle. Adik2 boleh-boleh saja terbang lebih rendah dari MEA, tp jgn sekali-kali terbang lebih rendah dari MOCA. Memang kita memprioritaskan terbang di MEA, tapi praktik dilapangan tidak sesederhana di kelas, jika ada awan hitam, di ketinggian 6000ft, sedangkat MEA adik2 adalah 6000ft, apakah adik2 akan tetap menerobos awan tersebut? tentu tidak kan? lebih baik adik2 turun ke 5500ft atau 5000ft bukan? MOCA tetap menjamin adik2 aman dari obstacle kok.
5500ft dan 5000 ini lah yang disebut MOCA, yang pastinya semua dilakukan atas seizin ATC.
pertanyaan selanjutnya, yang biasa muncul adalah
"Capt seberapa rendah kita turun agar kita tahu kita masih dalam daerah MOCA?"
jawabanya;
1000ft dari atas groud jika di daerah non-pegunungan
2000ft dari atas ground jika di daerah pegunungan
jadi jika tadi adik turun dari 6000ft ke 5000ft, pastikan dataran tertinggi disitu hanya 3000ft, masih sangat aman bukan? :D
sumber: www.ilmuterbang.com
CASR 91
google picture
Sangat berguna sekali 😃
BalasHapusTerimankasih bnyk pk guru utk penjelasnnya yg sangat berguna dan mudah dipahami.semoga selalu bisa membagikan ilmu penerbangan lainya.
BalasHapussama-sama senang bisa membantu
HapusTerimakasih sangat bermanfaat
BalasHapus